Powered By Blogger

Selasa, 02 Oktober 2012

MENGATUR POSISI


Materi : MENGATUR POSISI

Pelajaran : KDM

Guru Pengajar : RUDIONO S.ST

Nama Siswa : EFA JUNIATI

NIS : 053/053.076

Kelas : XI

Program keahlian : Keperawatan

MENGATUR POSISI

Di sini saya akan membagi ilmu dan menjelasakan tentang kebutuhan dasar manusia mengatur posisi pasien dalam beberapa cara,akan tetapi hanya sebagian yang saya tuliskan dan yang paling sering dilakukan.
Di dalam keperawatan ada teknik dalam pengaturan posisi pasien.
Pengalaman saya dalam membagi ilmu disini untuk memudahkan anda mengetahui wawasan yang luas seperti yang saya punya dari guru-guru saya.
Saya bangga bersekolah di SMK KESEHATAN SURABAYA karena bersekolah disini saya mendapat ilmu banyak dari guru-guru yang membimbing saya dengan penuh kasih sayang.
Nah,langsung saja penyampaian materi kali ini



1.      POSISI FOWLER
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien
ü  Pengertian
Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi 45-60° tanpa fleksi lutut.

ü  tujuan
  • Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler
  • Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)
ü  Peralatan
  • Tempat tidur
  • Bantal kecil
  • Gulungan handuk
  • Bantalan kaki
  • Sarung tangan (bila diperlukan)

ü  Prosedur
  • Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
  • Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan.
  • Naikkan kepala bed 450 sampai 600 sesuai kebutuhan. (semi fowler 15-450, fowler tinggi 600)
  • Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
  • Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva cervikal dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.
  • Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke bawah.
  • Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut membantu supaya klien tidak melorot kebawah.
  • Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstremitas bawah pasien mengalami paralisa atau tidak mampu mengontrol ekstremitas bawah, gunakan gulungan trokhanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan trokhanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.
  • Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar fleksi.
  • Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur fleksi pergelangan tangan.
  • Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
  • Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
2.      POSISI SIMS
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri dengan dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).

ü  Pengertian
Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan tubuh klien.
ü  Tujuan
  • Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
  • Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang mengalami paralisis
  • Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area perineal
  • Untuk tindakan pemberian enema
ü  Peralatan
  • Tempat tidur
  • Bantal kecil
  • Gulungan handuk
  • Sarung tangan (bila diperlukan)
ü  Prosedur
  • Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
  • Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
  • Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen
  • Letakkan bantal dibawah kepala klien. Mempertahankan kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral leher.
  • Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi
  • Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu.
  • Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
  • Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien. Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
  • Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
  • Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan


3.      DORSAL RECUMBENT

ü  Pengertian
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur.
ü  Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
ü  Peralatan dan bahan
·                               Bantal
·                               Tempat tidur khusus
·                               Selimut

ü  Prosedur kerja
·      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·      Cuci tangan dan memakai sarung tanagan
·      Pasien dalam keadaan berbaring (telentang)
·      Pakaian di bawah dibuka
·      Tekuk lutut dan di renggangkan
·      Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
·      Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan.